Sediaan Krim (Cream) Lengkap

Farmasi, krim sudah tidak atau tak asing di dengar, yang biasa di pakai oleh para wanita yang bertujuan untuk mempercantik tentunya. Yang digunakan secara topikal ( untuk pemakainan luar). 

Dari sekian banyak sediaan obat farmasi, sediaan krim lah yang paling sulit menurut saya, waktu dulu saja saya mengalami kegagalan sampai dua kali, hhe,, mohon di maklum juga ya karena saya dari SMA , berbeda dari lulusan SMK Farmasi mereka sudah cekatan dan sudah tahu dan pernah buat sebelumnnya. 

Sediaan krim

Dengan itu saya tertarik membuat artikel ini karenanya yang di beri judul Sediaan Krim (Cream) Lengkap , berikut penjelasannya.



A. Definisi Krim

Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, krim adalah bentuk sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandng air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. 
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. 
Menurut Formularian Nasional, krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi kental mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. 
Krim adalah sediaan semi solid kental, umumnya berupa emulsi m/a (krim berair) atau emulsi a/m (krim berminyak). (The Pharmaceutical Codex 1994, hal 134) 
Secara tradisional, istilah krim digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsentrasi relatif cair di formulasi sebagai emulsi air dalam minyak (a/m) atau minyak dalam air (m/a).
   B. Penggolongan Krim
Krim terdiri dari emulsi minyak di dalam air atau disperse mikrokristal asam-asam lemak atau alcohol berantai panjang dalam air yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk pemakaian kosmetika dan estetika. Ada 2 tipe krim, yaitu :
1.Tipe M/A atau O/W 
Vanishing cream adalah kosmetika yang digunakan untuk maksud membersihkan, melembabkan, dan sebagai alas bedak. Vanishing cream 
Krim m/a (vanishing cream) yang digunakan melalui kulit akan hilang tanpa bekas. Pembuatan krim m/a sering menggunakan zat pengemulsi campuran dari surfaktan (jenis lemak yang ampifil) yang umumnya merupakan rantai panjang alcohol walaupun untuk beberapa sediaan kosmetik pemakaian asam lemak lebih popular. Contoh : vanishing cream. 
sebagai pelembab (moisturizing) meninggalkan lapisan berminyak/film pada kulit. 
2. Tipe A/M atau W/O 
Krim berminyak mengandung zat pengemulsi A/M yang spesifik seperti adeps lane, wool alcohol atau ester asam lemak dengan atau garam dari asam lemak dengan logam bervalensi 2, missal Ca. Krim A/M dan M/A membutuhkan emulgator yang berbeda-beda. Jika emulgator tidak tepat, dapat terjadi pembalikan fasa. Contoh : Cold cream 
Cold cream adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud memberikan rasa dingin dan nyaman pada kulit, sebagai krim pembersih berwarna putih dan bebas dari butiran. Cold cream mengandung mineral oil dalam jumlah besar.


  C. Bahan-Bahan Penyusun Krim

a. Bahan – bahan penyusun krim, antara lain : 
1. Zat berkhasiat 
2. Minyak 
3. Air 
4. Pengemulsi 
Bahan pengemulsi yang digunakan dalam sediaan krim disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang akan dibuat/dikehendaki. Sebagai bahan pengemulsi dapat digunakan emulgide, lemak bulu domba, setaseum, setil alcohol, stearil alcohol, trietanolalamin stearat, polisorbat, PEG.  

b. Bahan – bahan tambahan dalam sediaan krim, antara lain : 
1. Zat pengawet untuk meningkatkan stabilitas sediaan 
Bahan pengawer sering digunakan umumnya metal paraben 0,12 – 0,18 % propel paraben 0,02 – 0,05 %. 
2. Pendapar untuk mempertahankan PH sediaan 
3. Pelembab 
4. Antioksidan untuk mencegah ketengikan akibat oksidasi oleh cahaya pada minyak tak jenuh.


D.Kelebihan & Kekurangan Sediaan Krim



a. Kelebihan
    1. Mudah menyebar rata
    2. Praktis
    3. Mudah dibersihkan atau dicuci
    4. Cara kerja berlangsung pada jaringan setempat
    5. Tidak lengket terutama tipe m/a
    6. Memberikan rasa dingin (cold cream) berupa tipe a/m
    7. Digunakan sebagai kosmetik
   8. Bahan untuk pemakaian topical jumlah yang diabsorpsi tidak cukup beracun.

b. Kekurangan
  1. Susah dalam pembuatannya karena pembuatan krim harus dalam keadaan panas
    2. Mudah pecah disebabkan dalam pembuatan formula tidak pas
  3. Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe a/m karena terganggu system campuran terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan.

E. Stabilitas krim
Krim akan rusak jika sistem campurannya terganggu oleh perubahan suhu dan komposisi, misalnya adanya penambahan salah satu fase secara berlebihan. Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika sesuai dengan pengenceran yang cocok yang harus dilakukan dengan teknik aseptis. Krim yang sudah diencerkan harus digunakan dalam waktu satu bulan. 
Bahan pengemulsi krim harus disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang dikendaki. Sebagai bahan pengemulsi krim, dapat digunakan emulgid, lemak bulu domba, setasiun, setilalkohol, stearilalkohol, golongan sorbitan, polisorbat, PEG, dan sabun. 
Bahan pengawet yang sering digunakan umumnya adalah metilparaben (nipagin) 0,12 – 0,18% dan propilparaben (nipasol) 0,02 – 0,05%.
F. Metode pembuatan krim : 
    1. Pembuatan sediaan krim meliputi proses peleburan dan proses emulsifikasi komponen tidak bercampur dengan air seperti minyak dan lilin dicairkan bersama-sama di penangas air pada suhu 70-75 °C
  1. semua larutan berair yang tahan panas, komponen yang larut dalam air dipanaskan pada suhu yang sama dengan komponen lemak.

  2. larutan berair secara perlahan-lahan ditambahkan ke dalam campuran lemak yang cair dan diaduk secara konstan, temperatur dipertahankan selama 5-10 menit untuk mencegah kristalisasi dari lilin/lemak.

  3. campuran perlahan-lahan didinginkan dengan pengadukan yang terus-menerus sampai campuran mengental.

  4. Bila larutan berair tidak sama temperaturnya dengan leburan lemak, maka beberapa lilin akan menjadi padat, sehingga terjadi pemisahan antara fase lemak dengan fase cair.

G. Pengemasan
     Sediaan krim dikemas sama seperti sediaan salep yaitu dalam botol atau tube

H. Sifat dasar krim yang ideal yaitu:
·         Tercampur dengan baik dengan bahan obat
·         Stabil dalam penyimpanan.
·         Mudah dicuci dengan air.
·         Mudah melepaskan bahan obat
·         Mudah diformulasikan
·         Reaksi netral
·         Tidak merangsan kulit.
·         Didalam sediaan secara fisik cukup halus dan kental

I. Pembuatan krim secara umum :
•         Fase atau bagian lemaknya dilelehkan diatas water bath, fase atau bagian yang larut dalam air dicampur dengan air panas. Kedua bagian diatas dicampur dan digerus dalam lumpang panas sampai terbentuk basis kream.
•         Fase lemak dan fase air dipanaskan perlahan-lahan sampai terbentuk larutan sabun, kemudian digerus      dalam lumpang panas sampai terbentuk masa krim. Cara ini dilakukan untuk krim dengan kadar lemak tinggi.
•         Zat yang larut dalam air ditambah 30% air, zat fase lemak dilelehkan bersama-sama. Kemudian tambahkan air panas dengan jumlah yang sama  gerus homogen. Tambahkan fase lemak gerus sampai menyatu dan terakhir sisa air. Cara ini digunakan untuk krim dengan minyak tumbuh-tumbuhan.



J. Contoh Formula krim :



1.   Krim dengan etanol amin stearat. 

   Merupakan suatu sabun bereaksi basa lemah yang dibuat dengan 2,2 gram asam stearat dengan 1 gram TEA. Untuk pembuatan pengunaan asam stearat selalu berlebih banyak. 
Contoh .

   R/ Asam stearat                    25
          Adeps lanae                   5
          TEA                                  1,5
          Gliserin                           7
         Aquades             ad         100 

Cara pembuatan : 
Asam stearat dicampiur dengan adeps lanae lebur dipenangas air 60–70oC. TEA, Gliserin dan aquades dipanaskan 60–70◦C. Kedua fase dicampur dalam keadaan sama-sama panas dan diaduk. Terbentuk krim tipe M/A. 



2. Krim dengan emulgid. 



Contoh :

R/ Emulgid               15
     Ol. Sesami           15
     Aquades               70 

    Cara Pembuatan:
      Emulgid dan oleum sesami dilebur  dan dicampur dengan air panas, dan diaduk sampaiterbentuk basis krim. Akan didapat krim tipe M/A. 



Basis krim tipe A/M 

R/ Air suling                                             34,6%

     Boraks                                                      1,%
     Metil paraben                                     0,25%
     Serpihan malan tawon sintetis         13 %
     Minyak mineral ringan                      50 %
     Gliseril monostearat                              1%
     Propil paraben                                   0,15% 

    Cara Pembuatan :


Fase minyak terdiri dari Serpihan malan tawon (Cera), minyak mineral dipanaskan  diatas Waterbath. Fase air terdiri dari Boraks, metil, propil paraben dan glicerol lebur diatas Waterbath masukan ke dalam lumpang + fase minyak gerus sampai terbentuk basis cream.

K. Hal yang perlu di perhatikan

1. Mortil harus dalam keadaan panas beserta alu
2. Fase minyak harus dalam keadaan lebur semua
3. Penggerusan harus dilakukan dengan cepat
4. Penakaran bahan harus pas
5. Penggerusan harus terus dilakukan sampai bahan dingin

Begitulah, penjelasan dari krim semoga dapat bermanfaat dan menambah ilmu kalian "ingat kerja keras tidak akan sia-sia"....


Dede Taufiq
Sebelum Praktikum Farmasetika


Baca juga:

0 Response to "Sediaan Krim (Cream) Lengkap"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2